Dalam rangka melestarikan ekosistem lingkungan dan mendorong pengembangan eduwisata, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Pendidikan Biologi Universitas Mataram menggelar sosialisasi pengelolaan dan pemilahan sampah dengan tema “Konservasi Ekosistem Lingkungan Bale Mangrove untuk Pengembangan Eduwisata.” Kegiatan ini diprakarsai oleh Mitra Samya dan didukung penuh oleh Ekowisata Bale Mangrove Poton Bako, Kamis (29/08/2024).
Irwan Humaidi, S.T., selaku pemateri sekaligus divisi pengembangan sumber daya alam Mitra Samya, menyampaikan materi terkait pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Dalam sosialisasi tersebut, warga diberikan edukasi mengenai pentingnya memilah sampah untuk menjaga kelestarian mangrove, yang menjadi salah satu kekayaan hayati wilayah tersebut. “Pengelolaan sampah merupakan salah satu aspek penting dalam pengembangan desa wisata yang berkelanjutan. Pada tahun 2024, aspek resiliensi, terutama dalam hal pengelolaan sampah, menjadi salah satu kategori penilaian penting untuk desa wisata terbaik. Dengan pengelolaan sampah yang baik, risiko terhadap lingkungan, keselamatan, dan kesehatan dapat diminimalisir,” jelasnya.
Ketua KKN, Sugih Akbar Hidayat, menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh sekitar 60 peserta yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat. Hadir dalam acara tersebut Bapak Kepala Desa Jerowaru, Bapak Kadus Poton Bako, Bapak BPD, Babinsa Desa Jerowaru, Polmas Desa Jerowaru, Ketua Karang Taruna Jerowaru, serta perwakilan dari KKN UNU dan KKN PMD Unram Desa Jerowaru. Selain itu, turut serta pula IPB (Ikatan Pemuda Badwi) dan siswa-siswi dari SMPN 4 Jerowaru yang antusias mengikuti kegiatan ini. “Partisipasi yang luas dari berbagai pihak menunjukkan besarnya kepedulian terhadap pengelolaan sampah dan konservasi ekosistem mangrove sebagai upaya menjaga keberlanjutan lingkungan di wilayah ini,” ucap Sugih Akbar Hidayat.
Pada sosialisasi ini, pemateri Irwan Humaidi, S.T., dari divisi Pengembangan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Mitra Samya, memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik demi konservasi ekosistem lingkungan Bale Mangrove. Ia juga menjelaskan bahwa “Salah satu pencapaian penting adalah masuknya Bale Mangrove Jerowaru binaan PLN NTB ke dalam 100 desa wisata terbaik di Indonesia. Hal ini menjadi motivasi bagi masyarakat setempat untuk terus menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan melalui pengelolaan sampah yang baik,” tambahnya.
Selain materi pengelolaan dan pemilahan sampah, pemateri juga memperkenalkan beberapa metode pengolahan sampah organik yang ramah lingkungan, di antaranya:
Komposter Ember Tumpuk: Metode ini melibatkan pengumpulan sampah dapur organik dan larva di dalam ember yang dilengkapi dengan lubang kecil untuk pengudaraan serta kran untuk mengeluarkan lindi atau pupuk organik cair. Proses ini menghasilkan pupuk organik cair, kompos padat, dan arang yang dapat digunakan sebagai media pembibitan mangrove.
Takakura: Pemateri menjelaskan langkah-langkah membuat cairan fermentasi menggunakan bahan-bahan seperti makanan fermentasi (Yakult dan tempe), sayuran (bayam dan kelor), serta kulit buah-buahan (kulit pisang dan jeruk). Cairan fermentasi ini digunakan untuk memperbanyak bakteri fermentasi yang berfungsi mempercepat proses pengomposan sampah organik. “Informasi mengenai metode-metode ini memberikan pengetahuan praktis kepada masyarakat Poton Bako untuk memanfaatkan sampah organik secara efisien dan mendukung konservasi lingkungan di sekitar Bale Mangrove,” ungkapnya.
Sri Devi Ananda Selaku Ketua Panitia mengungkapkan harapannya, “Harapan kami, dengan terlaksananya acara ini, kita semua dapat menjaga lingkungan dengan cara memanfaatkan limbah sampah rumah tangga,”ungkapnya.
Dengan demikian jika hal ini diterapkan dengan baik, kawasan wisata Bale Mangrove Poton Bako dapat menjadi contoh kawasan wisata yang bersih dan peduli lingkungan, yang bisa menjadi teladan bagi daerah-daerah lain di sekitarnya,” tambahnya.