
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram (UNRAM) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan riset keanekaragaman hayati melalui kolaborasi strategis dengan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Kolaborasi riset bertajuk “Biososiosain Isu dan Peneraan Variasi Genetik Otus jolandae, Burung Endemik Pulau Lombok” ini difokuskan pada studi mendalam terhadap Otus jolandae atau Celepuk Rinjani, spesies burung hantu endemik yang keberadaannya semakin krusial dalam wacana konservasi satwa liar di Indonesia.
Kerja sama ini melibatkan sejumlah akademisi terkemuka dari kedua institusi. Dari Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNRAM, tim dipimpin oleh Prof. Dr. Gito Hadiprayitno, M.Si., dan diperkuat oleh Moh. Liwa Ilhamdi, M.Si., Gde Cahyadi Wirajagat, M.Sc., serta Prof. Dr. I Wayan Suana, M.Si., dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Sementara dari pihak UNS, hadir Dr. Puguh Karyanto, M.Si., Ph.D., yang juga merupakan pakar di bidang pendidikan lingkungan. Sinergi antardisiplin ini menandai perpaduan yang kuat antara penelitian ilmiah dan penguatan aspek edukatif dalam konservasi.
Otus jolandae merupakan spesies burung hantu yang hanya ditemukan di Pulau Lombok. Burung ini telah masuk dalam kategori “Hampir Terancam” (Near Threatened) dalam daftar merah IUCN dan dilindungi oleh undang-undang di Indonesia. Habitat alami Celepuk Rinjani berada di kawasan berhutan, khususnya di sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani, yang kini menghadapi berbagai tekanan akibat degradasi lingkungan dan aktivitas manusia.

Melalui penelitian kolaboratif ini, para peneliti tidak hanya bertujuan untuk mendokumentasikan keberadaan dan perilaku Otus jolandae, tetapi juga mengeksplorasi berbagai tantangan konservasi yang dihadapi spesies ini. Lebih dari itu, tim peneliti juga mengembangkan strategi pelibatan masyarakat lokal sebagai bagian dari pendekatan konservasi berbasis komunitas. Pendekatan ini diyakini mampu meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian burung endemik tersebut.
Salah satu kekuatan utama dari kolaborasi ini adalah pendekatan interdisipliner yang mengintegrasikan biologi konservasi dengan pendidikan lingkungan. Mahasiswa dari kedua perguruan tinggi turut dilibatkan secara aktif dalam kegiatan penelitian lapangan, memberikan mereka pengalaman belajar kontekstual langsung di alam terbuka sekaligus membentuk kader-kader konservasi masa depan.
Diharapkan, hasil dari kerja sama ini tidak hanya memperkaya khasanah ilmiah tentang fauna endemik Indonesia, tetapi juga memperkuat jejaring penelitian nasional yang berkelanjutan. Temuan-temuan dari studi ini direncanakan untuk dipublikasikan dalam jurnal ilmiah bereputasi, sehingga dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kebijakan konservasi ke depan.


