
Sebagai bentuk dukungan terhadap pembelajaran IPA yang lebih kontekstual, menarik, dan bermakna, tim pengabdian kepada masyarakat menyelenggarakan kegiatan “Pelatihan Pengembangan Media Sederhana Tiga Dimensi untuk Pembelajaran Kontekstual dan Pemecahan Masalah kepada Para Guru IPA di Kabupaten Lombok Tengah.” Kegiatan ini bertujuan untuk membekali guru dengan keterampilan praktis dalam merancang dan membuat media pembelajaran tiga dimensi (3D) yang murah, mudah dibuat, dan relevan dengan lingkungan sekitar siswa. Media ini diharapkan mampu menjembatani konsep-konsep abstrak IPA ke dalam bentuk konkret yang dapat diobservasi dan dimanipulasi langsung oleh siswa, sehingga memudahkan proses berpikir kritis dan pemecahan masalah.

Dalam pelatihan ini, para peserta tidak hanya diberikan materi teoritis tentang pentingnya pembelajaran kontekstual dan problem-based learning (PBL), tetapi juga diajak langsung untuk merancang dan memproduksi media 3D dari bahan-bahan sederhana seperti kardus bekas, plastik, kayu ringan, dan bahan daur ulang lainnya. Kegiatan dilaksanakan secara interaktif, di mana peserta bekerja secara kolaboratif dalam kelompok, didampingi oleh fasilitator yang berpengalaman di bidang pengembangan media pembelajaran IPA. Proses pelatihan dikemas secara aplikatif dan menyenangkan, sehingga setiap guru dapat menghasilkan prototipe media yang bisa langsung diterapkan di kelas masing-masing, terutama dalam pembelajaran konsep-konsep sains yang bersifat abstrak atau sulit dipahami melalui ceramah saja.
Melalui kegiatan ini, diharapkan guru-guru IPA di SMPN 2 Jonggat, Lombok Tengah semakin terdorong untuk berinovasi dalam mengembangkan pembelajaran yang kontekstual dan berpusat pada siswa. Tidak hanya meningkatkan keterampilan praktis dalam membuat media, pelatihan ini juga menjadi ajang pertukaran ide dan inspirasi antar guru. Dengan media sederhana namun efektif, para guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih hidup, menyenangkan, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Jangka panjangnya, kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan budaya inovasi pembelajaran berbasis konteks lokal yang mendukung keterampilan abad 21 dan memperkuat pemahaman sains secara fungsional di kalangan siswa.