Mataram, 6 Mei 2024 – Kearifan lokal telah menjadi fokus perhatian yang semakin penting bagi masyarakat Indonesia, dengan upaya untuk melestarikannya di tengah arus globalisasi dan literasi digital yang berkembang pesat. Dr. Agus Machfud Fauzi, M. Si, seorang pakar budaya, dosen Sosiologi Universitas Negeri Surabaya, menegaskan bahwa kearifan lokal bukan hanya merupakan warisan berharga, tetapi juga kunci untuk mempertahankan identitas dan kekayaan budaya sebuah bangsa.

Untuk membahas tema ini Program Studi Pendidikan Sosiologi Universitas Mataram menyelenggarakan kuliah umum yang diisi oleh dua pembicara untuk membahas tema ini dari konteks sosiologis dan pembicara untuk membahas dari konteks pariwisata. Pulau-pulau indah di Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki potensi besar sebagai destinasi pariwisata yang unik dengan kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Namun, dalam mengembangkan sektor pariwisata, penting untuk tetap mempertahankan kearifan lokal dan mengupayakan pengentasan kemiskinan di tengah upaya pertumbuhan yang berkelanjutan

Pentingnya Kearifan Lokal dalam Identitas Budaya

Dr. Agus Machfud Fauzi menyoroti beberapa tantangan yang dihadapi kearifan lokal, termasuk penggunaan terbatas oleh generasi muda pada acara-acara kampus dan masyarakat, serta tekanan dari kapitalisme yang mengancam keberadaan masyarakat lokal di daerah seperti Lombok. Dalam konteks ini, literasi digital juga menjadi tantangan serius, di mana sebagian masyarakat menghadapi kesenjangan akses dan risiko terpapar pada konten instan yang cenderung dangkal, mengancam pemahaman nilai-nilai lokal.

Peran Kearifan Lokal dalam Mengatasi Tantangan Literasi Digital

Menurut Dr. Agus, kearifan lokal dapat memperkuat identitas budaya masyarakat di era digital dengan berbagai cara. Identitas budaya menjadi filter penting terhadap informasi yang diterima, sehingga masyarakat dapat memfilter informasi secara bijak. Pemberdayaan masyarakat melalui kearifan lokal juga memungkinkan mereka untuk lebih tangguh dalam menghadapi tantangan literasi digital.

Menurut I Nengah Gusya, SE. dari dinas pariwisata, dalam upaya mengentaskan kemiskinan di NTB melalui sektor pariwisata, penguatan kearifan lokal dapat menjadi kunci. Kearifan lokal dapat diintegrasikan ke dalam strategi pengembangan pariwisata dengan cara memanfaatkan warisan budaya dan tradisi lokal sebagai daya tarik wisata. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kesadaran akan kearifan lokal tetapi juga memberdayakan masyarakat setempat dalam mengelola dan memanfaatkan potensi wisata yang dimiliki.

Mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal dalam era digital memerlukan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah melalui dinas pariwisatanya, lembaga pendidikan, masyarakat, dan sektor teknologi. Dengan memanfaatkan teknologi digital dengan bijak, kita dapat mendokumentasikan, mempromosikan, dan melestarikan kearifan lokal untuk memperkuat identitas budaya di Indonesia

 

Berita lainnya