Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Dasar (PGSD) dan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram mengadakan kuliah umum bertajuk ” Kebudayaan dan Kesenian sebagai Basis Etnopedagogi dalam Pendidikan Dasar ” pada hari Jumat, 20 September 2024. Acara ini menghadirkan 3 pembicara utama, yaitu Dr. Salman Alfarisi, M.Sn., dari Universitas Pendidikan Sultan Idris Malaysia; Dr. Moh. Irawan Zain, M.Pd. dari Universitas Mataram; dan narasumber ketiga adalah Drs. I Nyoman Suarta, M.Si. dari Universitas Mataram.

Kuliah umum ini dihadiri oleh civitas academica seperti mahasiswa, dosen, serta tamu undangan. Dr. Salman Alfarisi, M.Sn., memaparkan relevansi etnopedagogi dalam konteks identitas budaya di era pos-modern. Dalam presentasinya, Dr. Salman Alfarisi juga menekankan pentingnya guru untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman sehingga identitas budaya dapat dipertahankan.

Pembicara kedua, Dr. Moh. Irawan Zain, M.Pd., menyoroti pentingnya etnopedagogi dalam menjaga kekayaan bahasa dan budaya lokal Indonesia. Dr. Irawan menyebutkan bahwa terdapat sekitar 718 bahasa lokal yang ada di Indonesia, namun jumlah tersebut semakin berkurang seiring perkembangan zaman yang disebabkan penutur bahasa lokal yang semakin berkurang. Oleh karena itu, Dr. Irawan berpesan agar guru maupun calon guru dapat melestarikan bahasa lokal melalui cerita-cerita rakyat yang kaya akan nilai moral dan kaidah sosial.

Pada kesempatan yang sama, Drs. I Nyoman Suarta, M.Si., selaku pembicara ketiga menyoroti pentingnya etnoparenting dalam pendidikan di sekolah maupun di rumah. Drs. I Nyoman Suarta menyampaikan sebuah pendekatan etnoparenting yang berakar dari pengasuhan budaya lokal untuk menanamkan nilai-nilai agama, kemanusiaan, dan gotong royong. Drs. I Nyoman Suarta dalam presentasinya menekankan pentingnya sebuah konsistensi dari semua pihak dalam memberikan pendidikan yang berbasis pada budaya-budaya lokal Indonesia.

Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang aktif, di mana mahasiswa antusias mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman terkait isu budaya.