Mataram — Dunia seni di Nusa Tenggara Barat kembali bergeliat dengan hadirnya pameran seni “Kronik” yang akan resmi dibuka pada 29 November 2025 di Galeri Taman Budaya NTB. Pameran yang akan berlangsung hingga 8 Desember 2025 ini menghadirkan berbagai karya perupa serta koleksi khas Taman Budaya NTB yang merekam jejak, pengalaman, dan dinamika budaya lokal.
Keistimewaan pameran tahun ini terletak pada keterlibatan mahasiswa Program Studi PGSD Universitas Mataram, yang turut menyemarakkan agenda budaya tersebut melalui karya Wayang Sasak hasil kreasi mereka. Karya mahasiswa ini menjadi bukti bahwa tradisi tidak hanya diwarisi, tetapi juga diolah secara kreatif oleh generasi muda untuk tetap relevan dalam perkembangan zaman.
Para mahasiswa PGSD UNRAM menampilkan Wayang Sasak yang dibuat melalui proses panjang, mulai dari pengenalan karakter tradisional, eksplorasi nilai-nilai filosofis, hingga pengembangan bentuk visual yang tetap mempertahankan kekhasan budaya Sasak. Mereka menghadirkan tokoh-tokoh wayang dengan sentuhan estetika baru yang tetap menghormati tradisi, menunjukkan kemampuan akademik dan seni yang mereka pelajari di bangku kuliah.
Pameran “Kronik” tidak sekadar menjadi ruang pamer, tetapi juga media dialog antara masa lalu dan masa kini, antara tradisi dan inovasi, serta antara seniman, akademisi, dan masyarakat. Melalui pameran ini, pengunjung akan diajak menyaksikan bagaimana kebudayaan diwariskan melalui karya visual yang memadukan teknik artistik dengan narasi sejarah dan kearifan lokal.
Setiap hari pada pukul 16.00 WITA, pengunjung dapat menikmati karya-karya yang ditata dengan kuratorial khusus untuk memperkuat pesan budaya yang ingin disampaikan. Dengan suasana galeri yang hangat dan sarat estetika, pameran ini menjadi ruang ideal bagi masyarakat untuk mengapresiasi keberagaman ekspresi seni di NTB.
Penyelenggara mengajak masyarakat, pegiat seni, pendidik, mahasiswa, dan seluruh pecinta budaya untuk hadir dan memberikan dukungan. Kehadiran mereka tidak hanya memperkaya pengalaman berkunjung, tetapi juga menjadi bentuk apresiasi terhadap upaya pelestarian budaya yang digagas para penyelenggara dan kreator muda.

