Mataram – Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Mataram telah resmi menjalin kerja sama dengan Pembasak (Lembaga Pengemban Budaya Adat Sasak), organisasi yang berfokus pada pengembangan budaya dan pemberdayaan masyarakat lokal di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat pendidikan dasar berbasis kearifan lokal dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya masyarakat Basak dalam kurikulum dan metode pembelajaran di sekolah dasar.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) ini dilakukan pada hari Senin, 4 November 2021, bertempat di Sekretariat Pembasak. Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Prodi PGSD Universitas Mataram, Dr.Siti Istiningsih, M.Pd., dan Perwakilan Dosen PGSD Pak Muhammad Tahir serta Ketua Pembasak, Sadarudin alias Ki Ageng Jelantik, beserta perwakilan mahasiswa, dosen, dan masyarakat sekitar. Kolaborasi ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkaya pengalaman belajar siswa sekolah dasar dengan materi-materi yang relevan dan berakar kuat pada budaya setempat.
Dalam sambutannya, Dr.Siti Istiningsih, M.Pd menyampaikan bahwa kerja sama ini memiliki potensi besar dalam meningkatkan mutu pendidikan dasar di NTB. “Kemitraan dengan Pembasak akan memungkinkan kami untuk mengembangkan bahan ajar yang lebih kontekstual dan memperkenalkan para mahasiswa kami pada nilai-nilai budaya lokal yang bisa diterapkan dalam pengajaran mereka di masa depan,” ujar Dr.Siti Istiningsih. Ia menambahkan bahwa kolaborasi ini juga diharapkan mampu melatih calon guru agar lebih kreatif dalam menghadirkan pembelajaran yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Ketua Pembasak, Sadarudin alias Ki Ageng Jelantik, menyatakan bahwa pendidikan berbasis budaya lokal dapat memberikan bekal karakter dan pemahaman budaya yang penting bagi generasi muda. “Melalui kerja sama ini, kami berharap para siswa dan calon guru dapat mempelajari nilai-nilai luhur yang terkandung dalam budaya masyarakat Basak dan menjadikannya bagian dari proses pendidikan. Dengan demikian, budaya lokal dapat tetap lestari dan terus diwariskan kepada generasi penerus,” kata Sadarudin.
Adapun ruang lingkup kerja sama ini mencakup pengembangan modul dan bahan ajar berbasis budaya lokal, pelatihan dan seminar untuk guru, serta kegiatan pengabdian masyarakat yang melibatkan mahasiswa PGSD Universitas Mataram di komunitas Pembasak. Program ini akan memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengajar di sekolah-sekolah dasar di wilayah Pembasak, mengenal budaya dan kearifan lokal secara langsung, serta membangun keterampilan dalam mengintegrasikan aspek budaya ke dalam proses pembelajaran.
Selain itu, kerja sama ini juga meliputi penelitian bersama tentang pendidikan karakter dan nilai-nilai lokal yang relevan dengan pembentukan profil pelajar Pancasila. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya memperkaya kurikulum pendidikan dasar di NTB tetapi juga memperkuat identitas dan karakter siswa dalam menghadapi tantangan era globalisasi.
Kerja sama antara PGSD Universitas Mataram dan Pembasak ini akan berlangsung selama lima tahun dan akan dievaluasi secara berkala untuk mengukur dampaknya terhadap kualitas pendidikan dasar di NTB. Dengan semangat sinergi dan inovasi, diharapkan kemitraan ini akan memberikan kontribusi positif bagi pendidikan, pelestarian budaya, dan pemberdayaan masyarakat di Nusa Tenggara Barat.