Mataram, 20 September 2024 – Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Mataram sukses menyelenggarakan kuliah umum dengan tema “Kebudayaan dan Kesenian sebagai Basis Etnopedagogi dalam Pendidikan Dasar.” Kuliah umum ini menghadirkan tiga narasumber berkompeten dalam bidang kebudayaan dan kesenian yang diselenggarakan di Aula FKIP Universitas Mataram.

Acara dimulai dengan sambutan oleh Dekan FKIP Universitas Mataram, Drs. Lalu Zulkifli, M.Sc., Ph.D., yang menekankan pentingnya pendidikan berbasis budaya lokal sebagai upaya memperkaya kurikulum sekolah dasar di NTB. “Pendidikan harus dapat menghargai dan memanfaatkan kearifan lokal, agar generasi penerus kita dapat memahami akar budaya mereka dan membangun identitas yang kuat,” ungkap Drs. Lalu Zulkifli dalam sambutannya.

Narasumber pertama, Dr. Salman Alfarisi, M.Sn., dosen dari Universitas Pendidikan Sultan Idris, Malaysia, membahas pentingnya kesenian dalam membentuk etnopedagogi yang inklusif. “Kesenian dapat menjadi media pembelajaran yang efektif dalam pendidikan dasar, karena mampu menarik minat siswa dan mendorong pemahaman budaya secara mendalam,” jelas Dr. Salman.

Narasumber kedua, Dr. Moh. Irawan Zain, M.Pd., dosen Prodi PGSD Universitas Mataram, mengulas tentang penerapan etnopedagogi di sekolah dasar khususnya di NTB. Menurut Dr. Irawan, pemanfaatan budaya lokal dalam pembelajaran dapat membantu siswa memahami nilai-nilai luhur yang ada di sekitar mereka.

Sementara itu, narasumber ketiga, Drs. I Nyoman Suarta, M.Si., memberikan perspektif mengenai tantangan dan peluang dalam mengintegrasikan kebudayaan dan kesenian sebagai alat pedagogi di sekolah dasar. Ia menekankan bahwa penting bagi guru untuk mengenali budaya setempat agar dapat mengemas materi ajar yang lebih relevan dan bermakna bagi siswa.

Kuliah umum ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa, dan para praktisi pendidikan dari berbagai wilayah di NTB. Mereka terlihat antusias mengikuti diskusi yang berlangsung interaktif, khususnya dalam sesi tanya jawab, yang membahas bagaimana menerapkan etnopedagogi dalam konteks kurikulum Merdeka.

Acara ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi mahasiswa PGSD serta pendidik di NTB untuk mengembangkan metode pembelajaran berbasis budaya lokal yang relevan dan kontekstual dalam pendidikan dasar.

Older News