Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) sukses menyelenggarakan Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) 2025 dengan tema “Sekolah Adaptif dengan Digitalisasi dan Eksplorasi Kearifan Lokal” atau SADE 2025. Acara ini berlangsung di Auditorium Yusuf Abu Bakar Universitas Mataram dan diikuti oleh sekitar 600 peserta, terdiri dari mahasiswa, dosen, guru, dan praktisi pendidikan dari berbagai daerah.

Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan para guru serta mahasiswa PGSD dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital, sekaligus tetap menjunjung nilai-nilai kearifan lokal sebagai bagian dari karakter pendidikan di Indonesia. Tema sekolah adaptif dipilih untuk menekankan pentingnya kemampuan sekolah, guru, dan siswa dalam menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, baik dalam aspek teknologi maupun budaya lokal.

Acara dibuka dengan laporan ketua panitia, Dr. Moh. Irawan Zain, M.Pd., yang menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta dan narasumber. Dalam laporannya, Dr. Irawan menekankan bahwa SADE 2025 menjadi salah satu upaya nyata Universitas Mataram untuk mendorong inovasi dalam pendidikan dasar melalui penguatan kompetensi guru dan pemanfaatan teknologi secara efektif, tanpa menghilangkan nilai-nilai lokal yang melekat pada budaya masyarakat.

Sambutan kemudian disampaikan oleh Dekan FKIP Universitas Mataram, Drs. Lalu Zulkifli, M.Si., Ph.D., yang menekankan peran penting guru dalam mencetak generasi muda yang adaptif, kreatif, dan berkarakter. Seminar kemudian resmi dibuka oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., yang mengapresiasi inisiatif Universitas Mataram dalam menghadirkan forum ilmiah yang relevan dengan kebutuhan pendidikan masa kini. Acara pembukaan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Muhammad Sobri, M.Pd., serta sesi foto bersama seluruh narasumber, peserta, dan panitia, baik secara on-site maupun on-screen.

Sesi utama seminar menghadirkan tiga materi unggulan yang disampaikan oleh pakar pendidikan dari berbagai universitas terkemuka. Materi pertama, “Visualisasi Proses Berpikir Matematika: Implementasi Pembelajaran Etnomatematika”, dibawakan oleh Prof. Dr. Supriadi, M.Pd. dari Universitas Pendidikan Indonesia, menekankan bagaimana pembelajaran matematika dapat dikaitkan dengan budaya lokal untuk mempermudah pemahaman konsep pada siswa.

Materi kedua, “Inovasi Pembelajaran Digital Berbasis AI di Sekolah Dasar: Menyiapkan Guru dan Siswa di Era Teknologi”, disampaikan oleh Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd., MM. dari Universitas Muhammadiyah Jakarta. Materi ini mengupas bagaimana teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran, serta strategi guru dalam mempersiapkan siswa menghadapi era teknologi.

Materi ketiga, “Sekolah Adaptif dari Sisi Perkembangan Peserta Didik: Tantangan dan Peluang di Era Digitalisasi dan Kearifan Lokal”, disampaikan oleh Prof. Dr. Darmiany, M.Pd. dari Universitas Mataram. Prof. Darmiany menekankan pentingnya pendekatan adaptif yang menyeimbangkan antara tuntutan digitalisasi dan kebutuhan untuk melestarikan nilai-nilai kearifan lokal. Sesi ini dimoderatori oleh Dr. Ilham Handika, M.Pd. dari Universitas Mataram.

Ketua Panitia SADE 2025, Dr. Moh. Irawan Zain, M.Pd., menyampaikan harapannya bahwa seminar ini tidak hanya menjadi ajang bertukar ilmu, tetapi juga menjadi inspirasi bagi para guru dan mahasiswa PGSD untuk menerapkan inovasi pembelajaran di sekolah masing-masing. Ia menekankan bahwa digitalisasi pendidikan harus dilihat sebagai peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sementara kearifan lokal tetap menjadi fondasi dalam membentuk karakter peserta didik.

Selain menjadi forum diskusi akademik, SADE 2025 juga menjadi ajang memperkuat jejaring antarpendidik dari berbagai daerah. Partisipasi aktif para peserta dan narasumber diharapkan dapat mendorong lahirnya ide-ide kreatif dan inovatif untuk pengembangan pendidikan dasar yang lebih adaptif, berkualitas, dan berbudaya.

Dengan kesuksesan penyelenggaraan seminar ini, Prodi PGSD Universitas Mataram kembali menegaskan komitmennya dalam mengembangkan pendidikan dasar yang adaptif, inovatif, dan tetap menghargai kekayaan budaya lokal sebagai bagian dari karakter bangsa.