FKIP Universitas Mataram – Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Mataram menginisiasi 5 pojok literasi sebagai upaya peningkatan kualitas dan kapasitas SDM di daerah pelosok. Para mahasiswa  yang tergabung dalam tim PPK Ormawa dengan tema Desa Cerdas menginisiasi pengadaan 5 pojok literasi yang tersebar di 5 dusun di Desa Seriwe, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur.

Ketua tim pelaksana, Fitriatul Amriani menerangkan, tema Desa Cerdas diambil karena melihat kondisi sasaran pada masyarakat Seriwe yang masih terbelakang dalam hal pendidikan disebabkan fasilitas, sarana dan prasarana, maupun tenaga pengajar yang belum sepenuhnya memadai.

“Adanya 5 pojok literasi ini sebagai langkah kecil dari kami untuk membantu pendidikan di daerah ini lebih berkembang,” tutur mahasiswi semester 5 tersebut.

pojok literasi

Gambar 1. Dokumentasi Kegiatan

Bukan hanya itu, kata Fitri, di 5 pojok literasi ini juga akan dilaksanakan kegiatan belajar mengajar berbasis teknologi digital selama 3 bulan, dari Agustus hingga Oktober, meskipun sinyal seluler sangat minim bahkan tidak ada di beberapa tempat. Kendati demikian, sudah banyak masyarakat bahkan anak-anak yang sudah lihai memainkan ponsel dan bermain game online dengan bantuan sinyal wifi. Ia juga menerangkan, sasaran utama dari program tersebut adalah anak-anak SD yang rata-rata masih belum lancar membaca.

“Jadi kami sudah memiliki jadwal pada hari Sabtu dan Minggu setiap minggunya untuk datang mengajar anak-anak SD di masing-masing pojok literasi. Dan sebagai bentuk foll up program, kami juga mengajar ke sekolah, setidaknya sekali dalam seminggu,” ungkapnya.

Hal yang disampaikan oleh Fitri tersebut senada dengan apa yang dipaparkan oleh Sekretaris Desa Seriwe, Abdul Wahid, S.Pd, bahwasanya di Desa Seriwe masih banyak anak-anak SD kelas 3-5 yang belum lancar membaca.

“Dari 5 SD yang ada di Desa Seriwe ini rata-rata memang kelas 3 sampai kelas 5 belum lancar membaca, bahkan ada yang benar-benar belum bisa yang kelas 3, karena dulu kan saya sebelum naik jadi Sekdes saya sempat jadi guru di sini,” terangnya. Selanjutnya, keberadaan program yang diinisiasi sekaligus dieksekusi oleh 10 orang mahasiswa Pendidikan Sosiologi Unram ini disambut baik dan antusias dari pihak desa, terutama pihak sekolah.

Sementara itu, Kepala Desa Seriwe, Hudayana mengapresiasi dan berterima kasih sebagai tanda sambutan baiknya kepada 10 mahasiswa inisiator program tersebut.

“Kami ucapkan terima kasih banyak karena telah memilih desa kami. Memang dari segi pendidikan kami di sini masih sangat kurang dan terbelakang dari tempat-tempat lain. Semoga dengan kehadiran adik-adik mahasiswa ini bisa memberikan dampak yang positif untuk sektor pendidikan,” ucapnya.

Di sisi lain, kesan yang sama diberikan oleh guru dari semua sekolah di Desa Seriwe yang menyambut baik kehadiran para mahasiswa dan program yang dibawanya. Guru di salah satu sekolah bahkan sempat terkejut saat pertama kali didatangi, karena menurut pengakuannya, sekolah tersebut belum pernah disentuh oleh KKN atau program pengabdian lainnya.

“Awalnya saya bingung ini ada apa banyak mahasiswa yang tiba-tiba datang, karena memang sekolah ini setau saya belum pernah didatangi oleh KKN, makanya agak kaget” tutur Ibu Lela Anggraini, guru SDI Malabari Setapuk.

Selain 5 pojok literasi, terdapat beberapa program lain yang telah dan akan dijalankan seperti seminar dan diskusi kepemudaan, workshop pemasaran produk olahan rumput laut, sekolah alfabet untuk orang tua, taman iqro, dan kelas pengembangan minat baca dengan metode fun reading yang merupakan inti program yang dilaksanakan di masing-masing pojok literasi.

Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) merupakan program nasional yang langsung mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI kepada Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) yang terpilih melalui proses seleksi proposal. Pada tahun ini, terdapat 2110 proposal dari 346 perguruan tinggi seluruh Indonesia yang bersaing untuk mendapatkan pendanaan ini.

Bagikan berita ini!

Berita lainnya