Oleh: Prof. Dr. A. Wahab Jufri, M.Sc.
Ramadan adalah bulan pembinaan, bulan di mana seorang mukmin melatih dirinya untuk lebih bertakwa kepada Allah. Namun, tantangan sejati bukanlah bagaimana kita beribadah di bulan ini, melainkan bagaimana kita mempertahankan ketakwaan tersebut dalam sebelas bulan ke depan. Seorang yang benar-benar bertakwa akan terlihat peningkatannya, baik dalam amal maupun dalam akhlaknya. Ramadan seharusnya menjadi titik awal bagi perubahan yang lebih baik, bukan sekadar rutinitas tahunan yang berlalu begitu saja.
Dalam QS. As-Saff ayat 2-3, Allah berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”
Ayat ini turun sebagai teguran bagi orang-orang yang mengklaim dirinya siap berjuang di jalan Allah, tetapi ketika saatnya tiba, mereka mundur. Inilah Asbabun Nuzul dari ayat ini—sebuah peringatan agar kita tidak hanya berkata, tetapi juga berbuat. Tidak boleh ada kesenjangan antara ucapan dan tindakan, antara janji dan realisasi.

Dalam konteks modern, misalnya, bagi mahasiswa yang menggunakan teknologi seperti AI tanpa memahami atau mengkajinya lebih dalam, ini bisa menjadi bentuk inkonsistensi antara perkataan dan tindakan. Mereka mengklaim sedang belajar, tetapi sejatinya hanya mengandalkan teknologi tanpa memahami esensinya. Bagi dosen, ketika kita mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis, tetapi kita sendiri tidak meluangkan waktu untuk memperdalam ilmu, maka kita pun termasuk dalam kategori yang diperingatkan oleh ayat ini. Bahkan dalam kehidupan keluarga, orang tua harus berhati-hati dalam memberi janji kepada anak-anaknya. Janji yang tidak ditepati dapat menanamkan rasa ketidakpercayaan dan merusak pendidikan karakter mereka.
Sebelas bulan setelah Ramadan adalah ujian bagi kita semua. Apakah kita mampu menjaga keselarasan antara perkataan dan perbuatan? Apakah ketakwaan yang kita bangun di bulan ini akan tetap bertahan, ataukah ia akan memudar begitu saja? Mari kita jadikan Ramadan sebagai awal perjalanan, bukan hanya sekadar momen. Jagalah amanah yang telah diberikan, baik dalam ilmu, tugas, maupun dalam setiap aspek kehidupan.
Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk menjadi hamba yang konsisten dalam perkataan dan perbuatan. Aamiin.
#KetakwaanSejati #Istiqamah #QSAsSaff #JanganHanyaBerucap #KultumRamadan2025